Polisi di Shanghai telah melumpuhkan suatu sel teroris yang merencanakan serangan terhadap sebuah gelanggang sepak bola Olimpiade, demikian dilaporkan media Cina sebagaimana dikutip AFP, Kamis.
Laporan tersebut disiarkan saat Cina meningkatkan pengamanan menjelang Olimpiade musim panas yang akan dimulai 8 Agustus di Beijing dan beberapa kota lainnya termasuk Shanghai.
"Kami mendapatkan informasi bahwa organisasi-organisasi teroris internasional kemungkinan akan melancarkan serangan terhadap venue Olimpiade di kota tersebut saat Olimpiade," tulis Kantor Berita Cina, Xinhua, yang mengutip kepala Kantor Keamanan Olimpiade Shanghai, Cheng Jiulong.
"Kami telah melancarkan serangan dan melumpuhkan suatu kelompok teroris," katanya. Polisi belum memberikan komentar atas hal itu.
Laporan Xinhua tidak secara khusus menyebut operasi yang dilakukan, atau berapa tersangka teroris yang ditahan.
Cheng mengatakan venue sepak bola Olimpiade di Shanghai maupun tempat tinggal para atlet kini berada "pada tingkat yang aman," seraya menambahkan, "tetapi ancaman serangan teror itu masih ada."
Pihak berwenang Cina telah memperingatkan tentang ancaman terhadap Olimpiade, khususnya dari kawasan Xinjiang di bagian baratlaut negara tersebut, dan telah mengatakan keamanan para atlet dan wisatawan menjadi prioritas utama mereka.
Tetapi, para pengecam mengatakan bahwa para penguasa Cina yang komunis itu membesar-besarkan ancaman keamanan untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap setiap bentuk protes selama Olimpiade tersebut.
Polisi telah ditempatkan dalam siaga "krisis" sebagai bagian dari usaha mengamankan publik di kota tersebut, kata laporan itu.
"Pemeriksaan identitas secara acak akan dilakukan dekat Stadion Shanghai dan bagian lainnya yang banyak dikunjungi orang di kota tersebut menjelang Olimpiade," kata Xinhua mengutip Cheng.
Ia mengatakan personil keamanan "tidak akan lengah untuk menegakkan undang-undang dan ketertiban di kota tersebut," kata laporan itu.
Seorang pejabat Biro Keamanan Masyarakat Shanghai, Hu Shunkang, mengatakan kamera pengintai telah dipasang di 1.500 bus umum yang secara reguler melintasi stadion tersebut, demikian menurut Xinhua.
Pemeriksaan keamanan secara ekstra telah dilakukan di stasiun-stasiun kereta bawah tanah.
Shanghai juga telah ditutup bagi usahawan asing utnuk berkunjung ke kota tersebut selama Olimpiade, demikian menurut peringatan pemerintah, seraya mengatakan pemerintah tidak akan mengeluarkan surat undangan untuk mendukung permohonan visa sampai setelah Olimpiade.
Awal bulan ini, media resmi mengatakan polisi tahun ini menangkap 82 tersangka teroris di Xinjiang yang terlibat dalam persekongkolan untuk melancarkan serangan terhadap Olimpiade.
Xinjiang, yang merupakan daerah perbatasan terpencil di Asia Tengah, dihuni lebih dari delapan juta suku Uighur yang berbahasa Turki. Para penduduk tersebut sejak lama mengeluhkan penindasan oleh penguasa Cina yang menguasai daerah tersebut selama enam dasawarsa.
Pemerintah Cina juga merasa prihatin atas ancaman oleh para aktivis prokemerdekaan di Tibet yang beragama Budha, sehubungan dengan tindakan kekerasan Cina terhadap kerusuhan di daerah tersebut bulan Maret. Tindakan Cina itu juga menuai kecaman internasional.